Sabtu, 29 Januari 2011

WAJAH PERPOLITIKAN INDONESIA TAHUN 2010

Perkembangan politik tahun 2010 di Indonesia belumlah menunjukkan terjadinya suatu perubahan yang menuju kemajuan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, pada akhir tahun 2010 ada berbagai kecenderungan yang sangat memperihatinkan dalam kancah perpolitikan nasional, terkait dengan proses demokratisasi. proses transisi demokrasi di negeri ini sudah berakhir jika dilihat dari sisi pelembagaan politik. Hampir semua lembaga politik terkait dengan demokrasi sudah ada, bahkan melebihi negara-negara demokrasi lain. Terutama media massa yang bebas di Indonesia sebagai pilar demokrasi yang sangat penting, disamping lembaga negara: eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta partai-partai politik.

Diketahui bahwa selama sebelas tahun terakhir ini terlihat semakin berkembangnya institusi demokrasi yang belum pernah terjadi di Republik ini semenjak lahirnya. Parpol yang bermunculan secara bebas, Pemilu yang berlangsung tiga kali secara sangat demokratis (dalam ukuran internasional dan nasional), pemilu yang berjalan relatif aman bukan bearti tanpa penyimpangan-penyimpangan, dan dibentuknya Mahkamah Konstitusi yang menjadi harapan terakhir bagi pencari keadilan untuk menguji (review) konstitusionalitas sebuah UU atau pasal-pasalnya. Begitu juga pembentukan berbagai Komisi independen yang beberapa diantaranya sangat diharapkan peranannya mempercepat munculnya clean government maupun good governance sebagai wujud sistem demokrasi yang efektif. KPU, KPK, KY, KPI, Komis Ombudsman, adalah beberapa di antaranya yang telah tampil dalam perkembangan politik nasional sampai sekarang ini.

jika dilihat pada 2010 ketika Pemerintahan SBY periode ke dua berusia setahun (akumulasi periode sebelumnya ditambah berarti enam tahun), beberapa setback (kemunduran) telah nyata-nyata terjadi: kegagalan menyelesaikan megaskandal Centurygate yang muncul segera setelah SBY-Boediono disumpah sebagai Presiden-Wapres terpilih, disusul dengan bermunculannya skandal-skandal hukum lainn, seperti Cicak s Buaya, kasus Susno, skandal Gayusgate, dan terakhir adalah kasusu saham KS, menjadikan Pemerintahan SBY kehilangan kepercayaan publik yang memilihnya. Begitu besar terunnya kepercayaan publik tersebut, sehingga dikhawatirkan bahwa Pemerintahan ini akan mengalami krisis keprecayaan pada tahun-tahun mendatang, apalagi jika krisis ekonomi terkait dengan harga sembako yang meroket terjadi. Perpolitikan yang stabil yang relatif dinikmati oleh Pemerintahan SBY, tampaknya sudah mulai bergeser, justru ketika parpol penguasa , PD, menciptakan lembaga koalisi resmi yang kemudian dinamakan Setgab (Skretariat Gabungan) yang dipimpin oleh Aburizal Bakrie, Ketum Partai Golkar.

Setgab, yang diciptakan untuk mengoordinasikan kebijakan Pemerintah agar tidak terjadi silang sengkarit di DPR, justru menjadi biang ketidak kohesivan Pemerintaha SBY karena sifat organisasi yang lebih mirip dengan sebuah organisasi Kartel, bukan organisasi koalisi parpol. Alih-alih sebuah kohesivitas yang terjadi, justru keretakan dan letupan-;etupan ketidak puasan antar-parpol yang terjadi di dalamnya. Repotnya, Setgab gagal membatasi dinamika internal tersebut di dalam, tetapi malah sering muncul dalam wacana publik yang kemudian diperbesar melalui liputan media dan analisis para pandit dan pakar politik. Maka dampak yang langsung dirasakan oleh pemerintah SBY adalah inkoherensi proses pengambilan keputusan dan kecenderungan menunda pengambilan keputusan karena kekhawatiran akan terjadi penolakan di dalam. Kasus mbalelonya PG dan PKS dalam skandal Centurygate, menunjukkan ketidak mampuan parpol dalam koalisi Pemerintahan untuk mengatasi kepentingan sempit partai anggota. Kini, di ujung tahun 2010 keretakan yang sama terjadi lagi antara PD, Golkar, dan PKS.

Fakta menunjukkan bahwa ketidakpercayaan publik terhadap DPR yang baru setahun diangkat sangat menurun dan, bahkan, bisa dikatakan "terjun bebas." Sebab utama adalah rendahnya profesionalitas para wakil rakyat dan sangat rendahnya komitmen mereka dalam memperjuangkan aspirasi pemilih, karena lemahnya kepemimpinan dan manajemen politik parpol. Diketahui bahwa lebih dari 90% anggota Parlemen kita adalah sarjana, tetapi penampilan merka sangat jauh di bawah anggota Parelemen sebelumnya yang mungkin tidak setinggi pendidikan mereka sekarang. Kemampuan dalam melaksanankan tiga fungsi pokok DPR sangat rendah, terbukti dengan kecilnya produktivitas dalam pembentukan perundang-undangan (legislasi), lemahnya pengawasan terhadap Pemerintah, dan pemborosan anggaran yang sangat besar untuk kegiatan-kegiatan DPR yang mendapat kritik keras dari publik.

Jika ditinjau dari hubungan Diplomasi antara negara lain, Duta besar indonesia belum maksimal dalam menjalankan tugas-tugas yang terkait oleh misi-misi dari negara Indonesia seperti pada perairan ambalat yang sampai sekarang batas wilayah negara indonesia dan malaisya belum jelas, tahun sebelumnya juga tentang pulau simpadan dan ligitan yang sekarang sudah menjadi wilayah malaisya, tidak hanya itu banyaknya budaya indonesia yang diklaim oleh negara lain dsb, tapi jika dilihat dari tahun sebelumnya perkembangan politik luar negeri negara indonesia sudah cukup maju namun perlu beberapa yang harus dibenahi seperti yang tertera diatas.

jika dilihat dari pemerintah masing-masing daerah maka Politik di daerah pun, secara substantif masih tidak mengalami perubahan menuju demokratisasi yang berarti. Ini dapat ditinjau dari Korupsi anggaran Pemda, money politics dalam Pemilihan umum , berkembangnya nepotisme dan politik dinasti, adalah kabar sehari-hari yang muncul berbagai daerah. Program-program anti kemiskinan dan pengembangan ekonomi unggulan daerah nyaris tidak mampu menyetop derasnya arus perpindahan dari ekonomi pertanian dan mencari pekerjaan di luar negeri. Pembangunan infrastruktur di daerah bisa dikatakn mengalami stagnasi, termasuk di wilayah yang dekat dengan ibukota negara. Belum lagi penanganan bencana alam seperti gempa, tsunami, tanah longsor dan banjir, secara umum dapat dikatakan sangat rendah, termasuk di ibukota Jakarta. Pemerintah hasil Pemilukada yang demokratis ternyata masih belum disertai dengan kemampuan manajerial dan profesionalisme, namun masih sangat sarat dengan kepentingan politik dan politisasi.

Demokrasi sangat tergantung kepada masyarakat sipil yang aktif dan dinamis sebagi tulang punggungnya. Masyarakat sipil yang demikian, pada gilirannya juga adalah masyarakat yang menjunjung prinsip-prinsip demokrasi. Jika masyarakat sipil yang jumlahnya telah sangat besar itu ternyata malah mengalami kontaminasi oleh politik identitas, komunalisme, dan ekstremisme, maka masyarakat sipil tersebut jutru akan menjadi pemicu dari "demo crazy", bukan demokrasi. Sayang sekali bahwa gejala kontaminasi ini telah menjangkiti masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, sebagaimana kita saksiskan dalam maraknya kekerasan politik dan pelanggaran HAm yang dilakukan oleh sebagian kelompok masyarakat sipil itu sendiri. Negar yang masih berkutat dengan perseteruan elitnya, akhirnya cenderung melakukan pengabaian terhadap pelanggaran-pelanggaran dan konflik-konflik kekerasan dalam masyarakat yang sangat jeterogen itu. Maka, demokrasi pun lantas menjadi target cemooh dan sinisisme dan bahkan dalam kasus keistimewaan DIY tampak justru primordialisme muncul kembali sebagai alternatif!

Catatan yang cenderung kritis terhadap politik Indonesia 2010 ini tidak berarti mengajak kita menafikan capaian Reformasi dan meninggalkan demokratisasi yang sedang terancam. Justru sebaliknya, catatan kelam ini mengajak kita berfikir bahwa kondisi yang tidak ada kemajuan, atau yang bisa mendapat sebutan "bumi yang rata" (the world is flat) ini harus diubah. Harus ada penguatan kembali atau reenergizing terhadap gerakan reformasi dan demokratisasi, jika negeri ini ingin diselamatkan dari kehancuran atau minimum keterbelakangan dan keterpurukan. Pemerintah harus melakukan perubahan sistemik terhadap manajemen politik dan pemerintahan sehingga mampu untuk bergerak leih majuh intinya keberhasilan politik Negara Indonesia bergantung pada kita semua utamanya bergantung pada Sistim pemerintahan jika kita saling bekerja sama dengan baik tidak adanya korupsi, kolusi dan nepotisme dan juga perlunya dibenahi dan dikembangkan ilmu potik untuk generasi kedepan saya rasa sistem perpolitikan diIndonesia bisa maju bahkan mengalahkan sitim perpolitikan di Negara maju seperti Amerika, negara negara Eropa dll

semoga dapat terwujud

Amin,,,!!!

WAYZ IN PROVING ENGLISH

The only way you can improve English language skill is by reading more and by practising more. This skill can only improve only over a period of time and there is no short term strategy for it. Read on as many subjects as you can. Try to write down the summary after you have read a topic. Keep a dictionary handy, consult it whenever required. Try to put more stress on comprehension instead of speed at initial stages. To improve comprehension you will need to keep a diary of new words and refer to it as many times as possible. Use flash card for new words. Note down different usage of the words. Read the dairy everyday for 15 minutes. Try to use these new words in your day to day work. Check different usage of the new words. To improve speed, minimise the number of eye fixation while reading , that is your eyes should be moving continuously along the text you are reading. Don't speak out as you read, most of the people speak the text out when they read, this reduces the speed. Speed of some of people increases when they move their finger along the text they are reading, but for some it may have negative impact. Check it out yourself which one is more helpful to you. You may experiment by reading two different pages of a same book in the two different ways and by keeping track of the time.
HOW TO IMPROVE FLUENCY IN ENGLISH :
Fluency in English can be improved only by speaking more in the language. If you are good in writing and speaking is the only problem , you can do it within a year. You need to put yourself in an environment where English is used more often than your mother tongue. The problem why you are not able to frame words properly is that you are thinking in your mother tongue and then translating it to English language while speaking. Other reason could be low vocabulary level. 10 to 12 months of presence in an English environment will be enough to make you start thinking in English language rather than in your mother tongue.

CAN I NEUTRALISE MY ACCENT?
Yes, you can. All you need to do is train yourself to speak English as comfortably and perfectly as you speak your mother tongue.
How do you train yourself? By inculcating certain practices in your daily lifestyle. These will get you closer to sounding like a native English speaker and equip you with a global accent -- and you will speak not American or British English, but correct English.
Lisa Mojsin, head trainer, director and founder of the Accurate English Training Company in Los Angeles, offers these tips to help 'neutralise' your accent or rather do away with the local twang, as you speak.
1. Write a news diary. Another daily writing task that can work for people who would be bored by writing about their own routines in a diary is to write about the news that you read and listen to everyday. If you include your predictions for how you think the story will develop (e.g. "I think Hillary will become president"), this can give you a good reason to read old entries another time, at which time you can also correct and mistakes you have made and generally improve what you have written.
2. Listen to MP3s. Although buying music on the internet is becoming more popular in many countries, not so many people know that you can download speech radio such as audio books (an actor reading out a novel) and speech radio. Not only is this better practice for your English than listening to English music, from sources like Scientific American, BBC and Australia's ABC Radio it is also free.
3. Listen to English music. Even listening to music while doing something else can help a little for things like getting used to the natural rhythm and tone of English speech, although the more time and attention you give to a song the more you will learn from listening to it again in the future.
4. Read the lyrics to a song. Although just listening to a song in English can be a good way of really learning the words of the chorus in an easily memorable way, if you want to really get something out of listening to English music you will need to take some time to read the lyrics of the song with a dictionary. If the lyrics are not given in the CD booklet, you may be able to find them on the internet, but please note that some lyrics sites deliberately put a few errors into their lyrics for copyright reasons. Once you have read and understood the lyrics,  if you then listen and read at the same time, this can be a good way of understanding how sounds change in fast, natural, informal speech.
5. Sing karaoke in English. The next stage after understanding and memorising a song is obviously to sing it. Although some words have their pronunciation changed completely to fit in with a song, most of the words have the same sounds and stressed syllables as in normal speech. Remembering which words rhyme at the end of each line can also be a good way of starting to learn English pronunciation.
6. Only search in English. Switching your search engine to the English language version of msn, yahoo, Google etc. can not only be a good way of practising fast reading for specific information in English, but could also give you a wider choice of sites to choose from and give you an idea of what foreigners are writing about your country and area.
7. Read a translation into English. Another way of making sure books are easier to understand is to choose a book that was originally translated into English, preferably from your own language. Even if you haven't read the book in your own language, you will find the English is written in a slightly simplified way that is more similar to how your own language is written than a book originally written in English would be.
8. Read a book with lots of dialogue. Opening up books before you buy one and flicking through them to find one with lots of direct dialogue in it has several advantages. If there is less text on the page due to all the speech marks etc, this can make it easier to read and easier to write translations on. Dialogue is also much easier to understand than descriptive parts of a book, and is much more like the language you will want to learn in order to be able to speak English.
9. Read English language comics. Even more than books with lots of dialogue, comics can be easy to understand and full of idiomatic language as it is actually spoken. There can be difficulties with slang, difficult to understand jokes and/ or dialogue written how people speak rather than with normal spellings, so try to choose which comic carefully. Usually, serious or adventure comics are easier to understand than funny ones.
10. Read English language entertainment guides. Nowadays most big cities in the world have an English language magazine and/ or online guide to the movies, plays, exhibitions that are on in the city that week. Reading this in English is not only good value, but it could also guide you to places that English speakers are interested in and where you might hear some English spoken around you.
11. Read English language magazines. Like books, if you can read two versions of the same magazine (Newsweek in your language and in English, for example), that could make understanding it much easier.
12. Take a one week intensive course. Although you cannot expect to come out of a very short course speaking much better English than when you started it, if you continue studying a little over the following weeks and months, the knowledge you gained then will gradually come out and mean that your level of speaking, listening etc. are better than they would have been if you hadn't taken that course. This positive effect can still be true up to a year later.
13. Supplement your group class with a one to one class. Another good way to combine two different kinds of classes is to study both in a group class and one to one. Having a one to one teacher, even if just a couple of times a month, will mean that you can be taught exactly the language that you need, that you will have more time to speak, and that you can have as much error correction as you like.
14. Teach your children or friends some English. Recent research has shown that elder children tend to be a couple of IQ points above their younger siblings, and the most likely reason is that explaining things to their little brothers and sisters gives them an intellectual boost. In the same way, teaching someone lower level than you the English you already know is a great way of permanently fixing that knowledge in your own brain.
15. Have English radio on in the background while you are doing your housework. Even if you are not listening carefully, it will help you get a feel for natural English rhythm and intonation.
16. Say or think what you are doing in English as you do your daily tasks. As you are doing your chores, try creating sentences describing what you are doing, e.g. ‘I am unscrewing the ketchup bottle cap'. This gets you used to thinking in English without translating, and can be a good way of seeing what simple vocabulary that is around you everyday you don't know. yet
17. Watch English language films with English subtitles. For people who can't understand a film without subtitles but find themselves not listening at all when reading subtitles in their own language, this should be the way of watching a film that you should aim for. If it is too difficult to watch the whole film this way, try watching the (usually important) first 10 or 15 minutes of the film with subtitles in your own language, switch to English subtitles after that, and only switch back to subtitles in your own language if you get totally lost following the story of the film.
18. Watch films in your language with English subtitles. If you are finding English films with English subtitles too difficult or you can't find English films with English subtitles in your local video shop, this is a good second best option. Looking for local films with English subtitles can also sometimes be a good sign of quality, as it means the producers of the film are expecting it to be popular internationally as well.
19. Watch the same film or TV episode over and over again. This can not only save you money on DVDs, but will mean that you can really learn the language without having to study it. Some comedies can also get funnier the more you watch them, especially if you watch them with no subtitles and so understand a little more each time you watch it.
20. Be realistic about your level. One thing that holds many language learners back is actually trying too hard and tackling something that their brain is not ready for yet. Checking your level with a level check test on the internet, by taking an English language test (FCE, CAE, IELTS, TOEIC, TOEFL etc.), or by taking a free trial level check and/ or lesson in a language school will help you find out what your level is and so choose suitable self-study materials.
21. Be realistic about your reading level. Most researchers agree that people learn most when reading something they understand almost all of. If there are one or two words per page that you have never seen before, that is about the right level. If there are three or more on every page, you should switch to something easier and come back later.
22. Read the whole thing with no help. Although using a dictionary has been shown to help with both short term and long term learning of vocabulary, the fact that using it slows reading down can stop some people reading in English at all. Reading a whole book quickly through just for pleasure from time to time will help you remember how fun reading in another language can be.
23. Watching English children's films or TV programmes. Although some of the vocabulary you can learn from things made for children can be a bit strange (lots of animal names and maybe animal noises, including baby names for things), the fact that not only the language but the structure of the story is simplified can make it an easy and motivating thing to watch. Like good language learning materials, the same language is also often repeated to make it memorable, and the use of catchy songs etc. can increase this positive effect on your memory.  
24. Read English children's books. This is very similar to watching English children's movies, but with the added advantage of there being more illustrations than adult books, which both helps you to understand the story and makes the page brighter and more motivating to read.
25. Keep a list of language to learn, e.g. a vocab list. Even if you don't often find time to go though your vocab list and it keeps on building up, just the act of choosing which words you need to learn and writing them down on a special list can help you learn them.
26. Go through your vocab list several times every day. If ticking off words on a vocabulary list on the train to work is inconvenient or embarrassing for you, you can keep your list of words to learn as an entry in your electronic dictionary, as a mobile phone to do list or as a text file in your MP3 player (e.g. iPod). Although the time spent transferring the information between different formats like these may seem wasted, in fact any time you spend using the vocabulary like this will help you learn it.
27. Convert your vocab list to English only. One way to stop yourself translating and therefore increase your speed of comprehension and production is to learn all your vocabulary without the use of your own first language. Ways you can write a vocab list in only English include with synonyms (words with the same meaning, e.g. "tall" and "high"); with opposites ("high" and "low"); with pronunciation factors such as number of syllables (the number of beats, e.g. three for "de- ci- sion") and the word stress (the syllable that is pronounced louder and longer, e.g. the second syllable in "baNAna"); and gapped sentences (e.g. "I am not _________________ in science fiction" for the word "interested").
28. Label things in your house or office with post-its. The easiest vocabulary to learn is the vocabulary of things you see and use everyday. If you can write the names of things around you on slips of paper and stick them on the real thing, this is a great way of learning useful vocabulary. If you can leave them there over the following days and weeks, this is a very easy way of revising the vocabulary until it is properly learnt.
29. Label a drawing. For people who can't put labels on real things, the next best option is to take a photo of a real place in your life like your office, print it out, and then draw lines to all of the things you can see in the picture and label them in English with the help of a dictionary. You can do the same thing with places you pass through everyday like the station. Because you will see the same thing again and again, it should be easy to really learn the words for those things.
30. for people who don't often speak English and can't think of things to write about. The fact that you are writing about real things that have happened to you means that any words you look up in the dictionary will be vocabulary that is useful for you and easy to learn.
31. Online chat. The closest thing to speaking for people who don't have the chance to speak English is online chat, as you have to think and respond quickly, and the language is short and informal just like speech.
32. Listen to the radio news in English. You can make this easier by reading the news in English first, or even just by reading or listening to the news in your own language.
33. Read an English language newspaper. Freebie newspapers like "Metro" in London are usually the easiest to understand, followed by mid-brow titles like "The Daily Express" or "The Daily Mail" in English. Popular newspapers like "The Sun" are more difficult because of the idiomatic, slangy use of language and the number of jokes in the headlines and articles.
34. Write fiction in English, e.g. short stories. For people who find writing a diary about things that happen to them everyday boring, the best thing is to let your imagination go and write about whatever comes into your head. The advantage of this is that if you can't think of how to say something in English, you can just change the story to something that is easier to explain. Perhaps the easiest way to start writing fiction in English is with a diary, changing any details you like to make it more interesting and adding more and more fantasy as the weeks go on.
35. English language exercise videos. This is quite similar to how babies learn, by listening, watching and copying. It is also good for your health!
36. Learn a famous speech or poem in English by heart. Although you may never hear or get the chance to say exactly that line, having one memorable example of an English grammatical form in your head can make it much easier to learn other examples of the same grammar as you hear them. It is also something you can practice over and over without being as boring as grammatical drills.
37. Use a dictionary while you are watching a movie. Films often have the same words many times, so if you look up important words the first or second time you hear them, you should have learnt them by the end of the film. It is easier to use a dictionary if you watch with English subtitles.
38. Learn some spelling rules. Many people think that English spelling is random, but in fact most words follow some kind of rule, e.g. the "magic E" that changes the pronunciation of "mad" and "made".
39. Record your own voice. For people who don't have much or any correction of pronunciation from a teacher, recording yourself and listening back makes it easier to hear whether you are really making the English sounds that you are trying to or not.
40. words together can both expand your overall vocabulary and make them easier to learn by forming links between the words in your brain.
41. Take holidays abroad. This is not only a good opportunity to speak English in situations where you really have to make yourself understood in order to live, but it is also a good motivator to study English seriously in the weeks and months before your trip. If possible, also try to use English even when you could use your own language, e.g. when you pick a guided tour of a museum or historic place or when you book a flight on the internet, and try to avoid package tours.
42. Arrange a conversation exchange. Swapping lessons and conversation with someone who wants to learn your language can be a good alternative for those who aren't looking for romance, or can sometimes lead onto dating for those who are!
43. Sign up for an English language exam. Even if you don't need to take an exam and don't want to or can't take a special course to study for it, paying to take an exam like TOEFL, TOEIC, IELTS or FCE can really motivate you take your English studies seriously.
44. Use an English-English dictionary. Trying to use a bilingual dictionary less and switching to a monolingual one can help you to stop translating in you head when you are speaking or listening, and other useful English vocabulary can come up while you are using the dictionary.
45. Occasionally talk to or e-mail your friends in English. Many people find this a bit false or embarrassing, but if you think of it as a study club and set a particular time and/ or place, it is no different from studying maths together.
46. Set goals. Deciding how many hours you want to study, how many words you want to learn or what score you want to get in a test are all good ways of making sure you do extra study.

PENINGKATAN PENGAMANAN TERHADAP PULAU-PULAU TERLUAR INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan dan juga sebagai negara maritim, dan untuk mem pertahankan segala asetnya kita memerlukan peran kekuatan Matra Laut. Sebagai salah satu kekuatan hankam sangat diperlukan terutama untuk membentuk daya tangkal yang handal, sehingga mampu mencegah adanya Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan (AGHT) yang datang dari luar ZEE maupun dari dalam, serta mampu bertindak sebagai penegak Kedaulatan Perairan Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa Indonesia senantiasa bertekad untuk tetap mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan serta kedaulatan negara kesatuan Rl berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Oleh karena itu untuk membentuk kekuatan TNI Matra Laut diperlukan penguasaan teknologi yang sesuai dengan perkembangan jaman yang begitu pesat dan kompleks, agar kekuatan yang kita miliki dapat dengan cepat digerakkan ke seluruh penjuru tanah air baik melalui laut maupun udara, karena Negara-negara yang tidak menguasai ilmu pengetahuan atau bahkan tidak menerapkan kemajuan teknologi akan tertindas oleh negara lain yang lebih menguasai teknologi.
Saat ini pola Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta yang kita anut merupakan suatu sistem pertahanan yang cukup dapat diandalkan dan merupakan daya penangkal yang cukup ampuh terhadap negara-negara di sekitar kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat Daya dan sekitarnya Angkatan Laut sebagai salah satu komponen inti bangsa Indonesia yang berperan di bidang pertahanan dan keamanan di laut dituntut untuk mampu mengimbangi perubahan-perubahan tersebut, oleh karena itu diperlukan Kebijakan Strategi Pertahanan Negara karena Indonesia masih sangat besar ketergantungannya terhadap Negara-negara yang telah mempunyai dan menguasai teknologi tersebut, hal ini sangat berpengaruh terhadap apa yang akan dirumuskan dan diprioritaskan tentang teknologi pertahanan dengan melihat kondisi yang ada di Indonesia seperti penyiapan sumberdaya manusia pertahanan, penggunaan kekuatan pertahanan dan operasi militer. Guna mewujudkan hal tersebut menuntut tersedianya kekuatan dan kemampuan seluruh komponen Pertahanan Negara yang handal dan terpadu sehingga kekuatan TNI AL mampu disiagakan disepanjang garis batas terluar, di corong-corong Garis Perhubungan Laut Internasional di perairan yurisdiksi nasional Indonesia, dan daerah potensial ancaman lainnya.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI AL menegakkan hukum di laut maka dihadiran kapal-kapal yang berteknologi, untuk melawan ancaman tersebut di atas, yang mampu beroperasi dalam segala cuaca mempunyai daya tahan dan kemampuan berlayar (endurance) yang cukup dan mudah bermanuver, lincah dan dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena itu seluruh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) harus su-dah menggunakan peta navigasi elektronik. Electronic Navigation Chart (ENC). Peta ini lazim dikenal dengan nama Digital Nautical Chart (DNC), DNC adalah pengayaan ENC dengan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh kapal perang dalam melakukan operasi tempur. Berbagai informasi yang dimaksud adalah Additional Military Layer (AML) yang terdiri atas kontur batimetri (Contour Line Bathymetry); lingkungan, dasar laut dan pantai (Environment, Seabed and Beach); objek-objeck di dasar laut (Large and Small Bottom Objects); bangunan dan fasilitas maritim (Maritime Foundation and Facilities) serta rute, area, dan batas-batas (Routes, Areas and Limits). DNC yang dihasilkan dapat ditampilkan pada perangkat sejenis ECDIS dan lebih dikenal dengan nama WECDIS (Warship ECDIS). Produk ini telah diproduksi dan digunakan oleh Negara-negara anggota NATO yang menjadi kelengkapan standar kapal-kapal perang yang ada dijajarannya.
Teknologi Militer adalah sesuatu yang sangat dirahasiakan oleh Negara-negara maju produsen peralatan pertahanan, mengakibatkan negara-negara berkembang seperti Indonesia selalu tertinggal jauh dibidang teknologi pertahanan, karena baru sebagai negara konsumen. Untuk mengatasi kelemahan ini perlu strategi sebagai berikut:
- Mencari peluang transfer teknologi pertahanan dan Negara maju untuk mentransfer teknologi pertahanan seperti yang sedang dilakukan oleh Janhidros dalam pembuatan peta ENC dan ECDIS.
- Kerjasama bilateral pertahanan dibidang pendidikan, latihan militer bersama dan dibidang teknologi pertahanan melibatkan industri nasional dan perguruan tinggi. Dengan tingkat kemampuan teknologi yang diharapkan untuk sistem pertahanan, setelah tertata dengan baik hal-hal yang berkenaan dengan SDM, sarana dan prasarana antara lain, sistem komunikasi dan informasi, kelembagaan serta fasilitas, maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan dan industri pertahanan yang dapat diandalkan.
Kehadiran kapal-kapal perang Republik Indonesia (KRI) di seluruh perairan Indonesia termasuk di pulau-pulau terluar Indonesia (terpencil), selain dimaksudkan untuk melaksanakan patroli rutin dalam rangka menegakkan keamanan di laut, juga dimaksudkan untuk menunjukkan kesungguhan negara kita dalam mempertahankan setiap tetes air dan jengkal tanah dari gangguan pihak asing yang merongrong kedaulatan negara kita.
Penggelaran kekuatan merupakan upaya penanggulangan ancaman dan gangguan di laut dalam rangka menjamin kepentingan nasional di dan lewat laut. Sesuai kebijaksanaan dan strategi pembinaan kekuatan Hankamneg matra laut maka konsep penggunaan kekuatan TNI AL memerlukan kemampuan-kemampuan dasar tertentu seperti kemampuan peperangan atas permukaan, kemampuan peperangan bawah permukaan, dan kemampuan proyeksi kekuatan ke darat. Kemampuan-kemampuan dasar tersebut dapat dijabarkan pula sebagai berikut, meliputi : Kemampuan Intelijen Strategis yaitu kemampuan pengamatan laut mulai dari tahap deteksi sampai dengan tahap pelacakan sasaran, kemampuan pertahanan yaitu kemampuan untuk menggempur dan menghancurkan musuh, kemampuan keamanan yaitu kemampuan untuk melaksanakan upaya keamanan dalam negeri, kemampuan pembinaan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan keamanan, kemampuan sosial politik untuk mendinamisasikan seluruh kegiatan sosial politik dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan kehidupan negara.
Karena tugas pokok sebagai TNI AL adalah selaku penegak kedaulatan di laut, pengembang potensi nasional bidang maritim, dan sebagai kekuatan sosial politik. Selaku penegak kedaulatan di laut dapat diartikan juga mencakup fungsi penegakkan hukum di laut sesuai dengan kewenangan yang telah ditentukan dalam perundang-undangan baik lingkup nasional maupun internasional. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut maka kemampuan TNI AL yang harus dimiliki adalah :
• Kemampuan Intelstrat. Kemampuan Intelstrat TNI AL harus mencakup kemampuan deteksi dini unsur-unsur SSAT, yang antara lain termasuk di dalamnya kemampuan pengamanan personel, material, dan operasi laut.
• Kemampuan Pertahanan. Kemampuan Pertahanan mencakup penggelaran SSAT, penyelenggaraan angkutan laut militer, pergeseran pasukan, dan dukungan logistik.
• Kemampuan Keamanan. Adalah mencakup kemampuan untuk menghadirkan unsur kekuatan TNI AL di seluruh perairan yurisdiksi nasional.
• Kemampuan Teritorial. Kemampuan Teritorial merupakan penyelenggaraan pembinaan seluruh potensi maritim, yaitu dalam rangka mengikutsertakan semua potensi nasional dalam rangka pertahanan keamanan negara.
• Kemampuan Sosial Politik. Adalah mencakup kemampuan dalam rangka menjamin stabilitas nasional baik stabilitas keamanan maupun stabilitas politik. Stabilitas nasional sangat penting artinya dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan ekonomi, politik dan sosial budaya serta pertahanan keamanan.
• Kemampuan Dukungan. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka mengoptimalisasikan sumber daya yang tersedia dalam rangka mendukung kesiapan operasional TNI AL.
Jadi kesimpulan dari hasil pernyataan diatas bahwa saat ini Indonesia sudah meningkatkan system pertahanan dan keamanan guna menjaga batas-batas wilayah dan pulau-pulau yang berada dalam wilayah Negara Indonesia sehingga kecil kemungkinan bahwa adanya klaim terhadap pulau pulau tersebut.

PP NO 66 TAHUN 2010, BUKAN SOLUSI PENDIDIKAN

Lahirnya pp no.66 tahun 2010 pengganti dari pp no.17 tahun 2010 tentang pengelolahan dan penyelenggaran pendidikan yang telah ditangani oleh presiden pada 28 september lalu. dalam isi pp tersebut ada beberapa poin yang dianggap belum atau tidak sejalan dengan pemikiran kebanyakan para cendikiawan terutama mahasiswa, mereka menganggap bahwa lahirnya pp no.66 tahun 2010 merupakan bentuk komersialisasi dari badan pendidikan. Segala bentuk pendidikan dibadan hukumkan namun segala bentuk kewenangan pengelolahan dana itu kembali pada kewenangan kampus masing masing.
Efek dari penyataan tersebut tentunya berefek pada harga SPP yang sudah menjadi kewenangan masing masing kampus tentunya akan berdampak besar bagi mereka dari kalangan bawah, dalam arti secara halus sekolah hanya diperbolehkan kepada mereka yang berada pada kalangan menengah keatas, ini sama saja terjadi diskriminatif kepada setiap warga ataupun masyarakat, kita ketahui bahwa pendidikan juga merupakan hak bagi setiap manusia tanpa membedakan status ras maupun golongan seharusnya pemerintah mengetahui hal tersebut, mengapa Negara Indonesia masih saja tergolong belakang? Sebab Indonesia belum mampu menciptaakan sumber daya manusia yang berkualitas secara keseluruhan. sistem pendidikan Indonesia masih jauh berbeda dengan system pendidikan Negara maju lainnya.
Jika suatu Negara ingin maju tentunya kita harus memperbaiki sistematika kinerja mereka khususnya yang berada di golongan cendikiawan namun apa yang terjadi, sekarang ini pemerintah lebih mempersulit jalannya pendidikan dengan menerapkan peraturan tersebut, setelah diperhatikan lalu apa bedanya universitas negeri dan swasta jika pengaturan dana sudah menjadi kewenagan birokrasi kampus masing masing? Memang didalam peraturan tersebut mengatakan bahwa “20% dari total mahasiswa dengan latar ekonomi menegah kebawah akan mendapat bantun berupa beasiswa namun itu saja belum cukup untuk memeratakan pendidikan diindonesia berikut fakta contoh kasus tersebut.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan yang mengamanatkan perguruan tinggi negeri (PTN) harus menerima 20 persen mahasiswa miskin tampaknya sulit untuk dilakukan. Sebab, beban yang ditanggung (subsidi) PTN cukup besar. Apalagi, jatah beasiswa yang diberikan kepada setiap PTN tidak sesuai dengan PP tersebut.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab mengaku, selama ini PTN sudah berusaha untuk melaksanakan kebijakan 20 persen mahasiswa miskin tersebut. Hanya, PTN harus berusaha keras untuk menutupi kekurangan yang diberikan.’’Tidak gampang menerapkannya. Dari 3 ribu mahasiswa reguler UNY (yang berhak dapat beasiswa) baru orang penerima beasiswa miskin. Mestinya ada 600 orang. Masih kurang 200 orang lagi,’’ kata Rochmat ketika dihubungi INDOPOS (grup JPNN) di Jakarta kemarin (8/10).
Menurutnya, setiap tahun beasiswa miskin yang diberikan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Rp 4 juta. Sedangkan rata-rata keperluan seorang mahasiswa setiap tahunnya Rp 8-10 juta untuk IPS dan Rp 10-25 juta untuk IPA. Artinya, masih ada kekurangan yang harus ditanggung PTN.
Tidak hanya demikian, lalu bagaimana pula dengan mereka saudara saudara kita yang tergolong tidak mampu juga tidak pandai tapi mempunyai minat yang besar? Apakah pemerintah tega melihat rakyatnya yang mempunyai minat dan tekad yang besar namun terkandas oleh sebuah kepandaian dan masalah ekonomi. Berikut contoh kasus yang terjadi di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Universitas Brawijaya (UB) kesulitan mencari calon mahasiswa yang akan diberikan beasiswa penuh. Karena, beberapa persyaratan yang ditetapkan kerap tidak memenuhi. Misalnya, syarat mahasiswa dari daerah pesisir atau terpencil yang tidak mampu secara ekonomi tetapi pandai.
Kebanyakan mahasiswa yang tidak mampu itu juga tidak pandai,” ujar Rektor UB Prof Dr Yogi Sugito kemarin. Menurut dia, rata-rata mahasiwa yang masuk ke UB adalah mahasiswa mampu secara ekonomi dan akademik. Hal ini dimungkinkan karena kesempatan belajar dan media belajar mereka lebih baik daripada yang miskin. Dengan begitu, banyak calon mahasiswa miskin yang tidak memenuhi syarat masuk UB. “Akibatnya, karena anggaran beasiswanya yang besar dan penerima yang layak sedikit, maka akhirnya mahasiswa yang kaya juga banyak yang dapat. Padahal, UB ingin beasiswa ini benar-benar bisa membantu mahasiswa berprestasi dari kalangan ekonomi lemah,”
Kabag Kemahasiswaan UB Ali Farid SH mengatakan, dia UB jumlah penerima beasiswa jumlahnya ribuan. Mereka mendapat beasiswa dai berbagai sumber. Untuk yang resmi dari pemerintah seperti Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM, sebanyak tiga ribuan mahasiswa. Mereka mendapat beasiswa Rp 250 ribu per bulan. Kemudian, yang mendapat beasiswa penuh dari program IMHERE dari Dikti, gratis SPP empat tahun sebanyak 50 mahasiswa. Selain, gratis penuh SPP mereka juga mendapat beasiswa Rp 300 ribu tiap bulan.
Namun, mereka yang menerima beasiswa penuh ini harus mampu mempertahankan IPK minimal 2,75 setiap semesternya. Jika IPK kurang dari angka tersebut, mahasiswa tersebut bisa dievaluasi dan kemungkinan tidak mendapatkan beasiswa siswa lagi.
Sementara untuk menyeleksi mahasiswa yang tidak mampu itu, ada tim dari UB yang bertugas menyeleksi. Tim tersebut mengumpulkan berbagai data tentang mahasiswa itu. Mulai penghasilan orang tua, kondisi rumah hingga prestasi akademik di sekolah.
Di UM tidak sesusah seperti di UB, karena yang kuliah di UM juga masih banyak yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Meskipun akhir-akhir ini, sudah sangat banyak yang berasal dari kalangan ekonomi mampu.
Kahumas UM Zulkarnain Nasution mengatakan, di UM jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa dari program PKPS BBM sebanyak 453 mahasiswa. Sedangkan, yang mendapat beasiswa dari program IMHERE sebanyak 30 mahasiswa.
Sungguh kasihan mereka yang terkandas dan tidak bisa menerima bantuan beasiswa. Perbandingan yang membutuhkn dengan kapasitas yang ada sangat jauh berbeda dan harusnya menjadi pusat perhatian pemerintah saat ini.
Bukan hanya perguruan tinggi negeri yang merasa dirugikan namun perguruan tinggi swasta juga demikian Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2010 berlaku diskriminatif terhadap perguruan tinggi swasta (PTS) karena tidak ada satu pasal pun yang bisa menjadi payung hukum bagi lembaga pendidikan tersebut. Keluhan Perguruan Tinggi Swasta mengenai PP no. 66 tersebut\ akan dibicarakan di Rapat Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Hal itu dikatakan anggota Komisi X DPR RI, Popong Otje Djundjunan saat membuka kegiatan “Pesta Sastra 2010” dalam rangka Dies Emas Universitas Pasundan di Aula Unpas, Jln Setiabudhi, Bandung, Kamis (11/11). Dia mengatakan, pemerintah tidak bisa mengabaikan peran perguruan tinggi swasta dalam memajukan pendidikan di Indonesia. "Kalau tidak ada PTS bagaimana? Tidak semua mahasiswa tertampung di universitas negeri,"
Menurut Popong, PP no. 66 merupakan perpaduan antara sistem liberal dan konservatif. Saat ini rektor harus pandai menyikapi serta melaksanakan PP no. 66 yang mengandung dua kubu tersebut sehingga tujuan nasional pendidikan bisa tercapai.
Sementara itu Rektor Unpas sekaligus Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jawa Barat Didi Turmudzi, mengatakan APTISI akan mengajukan uji materi kepada Mahkamah Agung mengenai PP no. 66 tersebut. Hal itu bertujuan untuk membuktikan apakah peraturan tersebut sudah layak atau belum digunakan sebagai payunh hukum seluruh lembaga pendidikan di Indonesia terutama swasta, namun sampai sekarang belum ada perkembangan.
Saya harap pemerintah mengkaji ulang pp no.66 thn 2010 tersebut sebelum diterapkan nanti secara keseluruhan agar tidak terjadi pihak yang merasa dirugikan terutamanya pada kaum cendikiawan khususnya para mahasiswa, saya harap pula pemerintah tidak hanya mencanangkan wajib belajar 9 tahun tapi wajib belajar 16 tahun artinya sampai perguruan tinggi tentunya dengan pembiayan anggaran Negara dan juga pemerintah harus memperhatikan tentang penyediaan fasilitas fasilitas dan tenaga tenaga ahli untuk pendidikan. Jika sebuah Negara ingin maju maka tingkatkanlah kualitas sumber daya manusianya guna kelangsungan pembangunan Negara yang lebih baik.

KATA MUTIARA DALAM BAHSA INGGRIS-INDONESIA

Smile is the shortest distance between two people.
Senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia .

Real power does not hit hard , but straight to the point.
Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras , tetapi tepat sasaran

You have to endure caterpillars if you want to see butterflies. (Antoine De Saint)
Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu. (Antoine De Saint)

Only the man who is in the truth is a free man.
Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas.

Every dark light is followed by a light morning.
Malam yang gelap selalu diikuti pagi yang tenang.

Laughing is healthy, especially if you laugh about yourself.
Tertawa itu sehat, lebih-lebih jika mentertawakan diri sendiri.

The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.
Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.
Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.

To be silent is the biggest art in a conversation.
Sikap diam adalah seni yang terhebat dalam suatu pembicaraan.

The worst in the business world is the situation of no decision. (Napoleon).
Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan. (Napoleon).

Dig a well before you become thirsty.
Galilah sumur sebelum Anda merasa haus.

Good manners consist of small sacrifices.
Sopan – santun yang baik yang terdiri dari pengorbanan –pengorbanan kecil.

IDEAS ARE ONLY SEEDS, TO PICK THE CROPS NEEDS PERSPIRATION.
GAGASAN-GAGASAN HANYALAH BIBIT, MENUAI HASILNYA MEMBUTUHKAN KERINGAT.

LAZINESS MAKES A MAN SO SLOW THAT POV ERTY SOON OVERTAKE HIM.
KEMALASAN MEMBUAT SESEORANG BEGITU LAMBAN SEHINGGA KEMISKINAN SEGERA MENYUSUL.

THOSE WHO ARE ABLE TO CONTROL THEIR RAGE CAN CONQUER THEIR MOST SERIOUS ENEMY.
SIAPA YANG DAPAT MENAHAN MARAHNYA MAMPU MENGALAHKAN MUSUHNYA YANG PALING BERBAHAYA.

KNOWLEDGE AND SKILLS ARE TOOLS, THE WORKMAN IS CHARACTER.
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ADALAH ALAT, YANG MENENTUKAN SUKSES ADALAH TABIAT.

A HEALTHY MAN HAS A HUNDRED WISHES, A SICK MAN HAS ONLY ONE.
ORANG YANG SEHAT MEMPUNYAI SERATUS KEINGINAN, ORANG YANG SAKIT HANYA PUNYA SATU KEINGINAN

A MEDICAL DOCTOR MAKES ONE HEALTHY, THE NATURE CREATES THE HEALTH. (Aristoteles)
SEORANG DOKTER MENYEMBUHKAN, DAN ALAM YANG MENCIPTAKAN KESEHATAN. (Aristoteles)

THE MAN WHO SAYS HE NEVER HAS TIME IS THE LAZIEST MAN.(Lichtenberg)
ORANG YANG MENGATAKAN TIDAK PUNYA WAKTU ADALAH ORANG YANG PEMALAS.(Lichterberg)

POLITENESS IS THE OIL WHICH REDUCES THE FRICTION AGAINST EACH OTHER. (Demokritus).
SOPAN-SANTU ADALAH IBARAT MINYAK YANG MENGURANGI GESEKAN SATU DENGAN YANG LAIN. (Demokritus).

A DROP OF INK CAN MOVE A MILLION PEOPLE TO THINK.
SETETES TINTA BISA MENGGERAKAN SEJUTA MANUSIA UNTUK BERFIKIR.

WE CAN TAKE FROM OUR LIFE UP TO WHAT WE PUT TO IT.
APA YANG BISA KITA DAPAT DARI KEHIDUPAN KITA TERGANTUNG DARI APA YANG KITA MASUKKAN KE SITU.

REAL POWER DOES NOT HIT HARD, BUT STRAIGHT TO THE POINT.
KEKUATAN YANG SESUNGGUHNYA TIDAK MEMUKUL DENGAN KERAS, TETAPI TEPAT SASARAN

IF YOU LEAVE EVERYTHING TO YOUR GOOD LUCK, THEN YOU MAKE YOUR LIFE A LOTTERY.
JIKA ANDA MENGANTUNGKAN DIRI PADA KEBERUNTUNGAN SAJA, ANDA MEMBUAT HIDUP ANDA SEPERTI LOTERE.

REAL POWER DOES NOT HIT HARD, BUT STRAIGHT TO THE POINT.
KEKUATAN YANG SESUNGGUHNYA TIDAK MEMUKUL DENGAN KERAS, TETAPI TEPAT SASARAN.

BEING CAREFUL IN JUDGING AN OPINION IS A SIGN OF WISDOM.
KEHATI-HATIAN DALAM MENILAI PENDAPAT ORANG ADALAH CIRI KEMATANGAN JIWA.

YOU RECOGNIZE BIRDS FROM THEIR SINGGING, YOU DO PEOPLE FROM THEIR TALKS.
BURUNG DIKENAL DARI NYANYIANNYA, MANUSIA DARI KATA-KATANYA.

ONE OUNCE OF PREVENT IS EQUAL TO ONE POUND OF MEDICINE.
SATU ONS PENCEGAHAN SAMA NILAINYA DENGAN SATU PON OBAT.

Jumat, 28 Januari 2011

AKADEMISI DALAM PARTAI POLITIK


Dilihat dari tema topik kita yaitu antara kata akademis dan juga partai politik merupakan kata-kata yang mempunyai arti yang berbeda. partai politik adalah salah satu komponen yang penting dalam dinamika perpolitikan suatu bangsa, partai politik dipandang sebagai cara seseorang  kelompok untuk mendapat kekuasaan jadi dapat disimpulkan bahwa partai politik adalah sekumpulan orang yang secara terorganisir membentuk sebuah lembaga yang bertujuan merebut kekuasaan politik secarah sah untuk bisa menjalankan program programnya yang telah direncanakan, adapun defenisi dari salah satu ahli pakar yaitu ROGER.F mengatkn bahwa “partai politik merupakan kelompok warga Negara yang sedikit banyak terorganisasi yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahandan kebijkan umum yang mereka “ sedangkan akademis atau akademisi adalah orang orang yang terlibat kegiatan yang bersifat edukatif artinya orang orang yang terlibat dalam bidang kependidikan langsung secara formal atau resmi seperti guru ,dosen, juga para pelajar baik itu murid siswa dan juga mahasiswa yang biasa disebut para cedikiawan. Namun apa jadinya jika para akademis yang lagsung terlibat dalam sebuah partai politik? Berikut wacana yang terkait dalam problem tersebut.
Lahirnya partai politik baru yang didirikan intelektual menjelang Pemilihan Umum 2004 menimbulkan pertanyaan, harapan, bahkan juga cibiran. Memang, sesuatu yang baru sering menimbulkan perdebatan. Seperti umumnya gerakan politik yang baru muncul, mereka selalu menganggap dirinya sebagai jawaban atas kekurangan yang ada pada masa sebelumnya. Tidak heran jika partai baru itu sering berusaha mendelegitimasi keberadaan partai lama.
penjelasan tentang intelektual yang hijrah ke partai politik (parpol) mungkin justru diawali dengan kesulitan untuk mengatakan siapa yang pantas dikatakan sebagai intelektual. Berbagai perbedaan pandangan muncul tentang siapa yang bisa dikatakan intelektual.
Apakah intelektual itu menurut pengertian kamus atau menurut pendapat orang yang punya kepentingan dengan kata tersebut. Apakah semua sarjana lulusan perguruan tinggi bisa dikatakan intelektual? Apakah setiap orang di antara kita yang bisa berbicara lancar dan punya ide brilian bisa dikatakan sebagai intelektual ? Ataukah kata intelektual itu cuma sebutan bagi sebagian kecil masyarakat yang merasa dirinya bisa berpikir lebih dibandingkan dengan sebagian besar lainnya?
Terlepas dari perdebatan tentang siapa yang bisa dikatakan sebagai intelektual itu, dalam tulisan ini akan dibatasi pada mereka yang berasal dari kalangan akademisi atau pengajar di berbagai perguruan tinggi yang terjun ke dunia politik praktis.
Dalam wacana masyarakat madani, kaum intelektual ini sering dimasukkan ke dalam bagian masyarakat publik yang akan berhadapan dengan kekuasaan. Mengikuti logika tersebut, tentu saja masuknya kaum intelektual ke dalam arena kekuasaan akan mempersempit dukungan terhadap ranah publik masyarakat madani. Padahal, ada argumentasi yang mengatakan bahwa masyarakat madani yang demokratis itu harus diperluas agar bisa membatasi kekuasaan. Nah, melebarnya ranah kekuasaan yang diidentifikasikan dengan masuknya intelektual dalam parpol apakah akan berpengaruh terhadap keinginan untuk memperluas masyarakat madani.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Prof Dr Maswadi Rauf menyebutkan, ada tiga alasan yang mendorong intelektual atau akademisi dari perguruan tinggi untuk terjun ke dunia politik.
Pertama, parpol memang kekurangan kader partai. Padahal, pada saat yang sama, mereka mengharapkan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Tidak heran jika perguruan tinggi yang dianggap sebagai gudang SDM yang besar banyak dilirik parpol.
Kondisi ini, menurut Maswadi, merupakan sumbangan dari produk masa lalu yang membuat parpol tidak punya kemampuan yang cukup untuk mendidik kadernya sendiri. Padahal, dalam teks ilmu politik diyakini bahwa parpol yang tidak mempunyai kader perlahan-lahan akan mati dengan sendirinya. "Kaderisasi itu ibarat nyawa bagi parpol," ujarnya.
Kedua, manisnya kekuasaan dunia politik memang sangat menggiurkan. Akademisi banyak yang melihat bahwa peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 1999 berhasil memanfaatkannya menjadi peluang untuk mengukuhkan kekuasaan politik atau sekadar legitimasi hukum atas keberadaan partai. Tidak heran jika akademisi yang pada Pemilu 1999 ragu untuk terjun ke dunia politik, begitu menyaksikan kiprah mantan rekan sejawatnya yang berhasil di dunia politik menjadi tertarik untuk mengikuti kisah sukses itu. Apalagi jika sudah pernah merasakan manisnya kekuasaan, maka muncul keinginan untuk berkuasa lagi.
"Orang seperti Ryaas Rasyid mungkin merasa masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Itu pula yang mungkin mendorongnya membuat partai baru agar bisa kembali masuk dalam lingkaran politik," kata Maswadi yang kini menjabat sebagai salah seorang Deputi di Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Pada masa lalu sebagian besar pengurus akademisi yang terjun ke parpol umumnya memilih Golkar. Terutama di daerah-daerah, banyak calon anggota legislatif dari perguruan tinggi memilih Partai Golkar.
Ketiga, ada juga sikap ovonturir di antara akademisi. Ada dorongan yang kuat untuk sekadar mencoba merasakan dunia politik. Apalagi kesempatan untuk memasuki dunia politik memang terbuka.
Jebakan kekuasaan
Fenomena masuknya akademisi ke dalam politik sebenarnya bukan hal yang baru. Qomari Anwar, Rektor Universitas Muhammadiyah HAMKA, pun merasa bahwa masuknya dia ke dunia politik bukan hal yang baru. Bahkan, menurut dia, sejak masa Orde Baru pun tidak sedikit akademisi yang bergabung dalam parpol, terutama Golkar.
Pada pemilu lalu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais sebelumnya juga dikenal sebagai akademisi dari Universitas Gadjah Mada. Mantan Ketua Umum Muhammadiyah yang pernah mendapat gelar motor reformasi ini ternyata hingga sekarang masih mampu membawa suasana seperti reformasi, seperti yang diharapkan. Para deklarator PAN yang banyak diisi oleh kaum intelektual secara perlahan mulai meninggalkan gelanggang permainan kekuasaan. Bahkan, Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah, pernah mengungkapkan ketidakpercayaannya kepada elite politik hasil Pemilu 1999 untuk menjaga reformasi yang pernah digulirkan. Lantas, di mana daya tarik parpol bagi akademisi.
Sejarah pergerakan nasional sebenarnya dipelopori oleh para intelektual sebagai kekuatan masyarakat madani. Tidak heran dalam wacana masyarakat madani, ada yang mengatakan bahwa Indonesia dilahirkan oleh kekuatan intelektual tersebut, bukan partai politik. Jadi, memang agak mengherankan jika kekuatan intelektual itu kemudian menjadi bagian dari kekuasaan meskipun Harry J Benda juga menyebutkan bahwa di negara-negara yang baru merdeka, kaum intelektuallah yang bergerak menjadi bagian dari kelas penguasa.
Tidak heran jika intelektual di Indonesia seperti dibebani pesan moral. Budayawan Pramoedya Ananta Toer dalam salah satu pidatonya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia mengatakan, Indonesia khususnya, di mana semua mulai diawali, dibangun dan dikembangkan seirama dengan keperluan nasional kaum intelektual, bukan sekadar mesin yang menari antara input dan output. Intelektual dituntut kejelian kepiawaiannya untuk dapat melihat peran dari perkembangan nasional, yang berarti juga kemampuan untuk melihat hari depan.
Menurut Pramoedya, kaum intelektual bukan sekadar bagian dari nasionnya. Mereka juga nurani nasionnya karena bukan saja dalam dirinya terdapat gudang ilmu dan pengetahuan, terutama pengalaman nasionnya, juga dengan isi gudangnya dapat memilih yang baik dan yang terbaik untuk dikembangkan, memiliki dasar dan alasan paling kuat untuk menjadi akibat dalam memutuskannya atau tidak.
Apa yang terjadi sebelum Pemilu 1999 memperlihatkan banyak tokoh intelektual yang terjun ke parpol sambil berharap bisa memberikan perubahan jika berhasil duduk di kekuasaan. Namun, kenyataannya memang tidak semudah seperti harapan.
Anehnya, meskipun pengalaman memperlihatkan tidak mudahnya kaum intelektual melakukan perubahan, menjelang Pemilu 2004, tetap saja banyak kaum intelektual yang terjun ke dunia politik. Bahkan ada yang membentuk partai sendiri dengan harapan yang sama seperti harapan para intelektual yang terjun ke dunia politik pada pemilu lalu.
Wacana yang digulirkan intelektual yang muncul belakangan sekarang adalah keinginan untuk membersihkan politik kotor. Caranya, dengan mengisi parpol yang ada atau membuat parpol baru dengan melibatkan intelektual yang jujur dan berintegritas serta tidak mudah tergiur pada permainan kekuasaan dan uang. Sebuah cita-cita yang kedengarannya agak utopis terwujud di Indonesia jika melihat jalinan kekuasaan dan uang yang ada saat ini.
Deklarasi Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (Partai PDK) oleh Ryaas Rasyid dan Andi Alfian Mallarangeng dan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) yang dimotori tokoh ekonomi Sjahrir sepertinya memberikan angin segar bagi kaum intelektual jujur untuk melakukan perbaikan. Dengan penuh keyakinan, Sjahrir dan Mallarangeng memulai kerja-kerja politiknya. Tidak heran jika banyak kalangan akademisi kampus yang tertarik dengan wacana yang dikembangkan oleh partai baru ini. Namun, Maswadi mengingatkan, ketika kalangan intelektual ini tidak mengenal medan politik yang diterjuninya, maka sangat mudah akan terjebak pada permainan kekuasaan. Jika tetap ingin masuk dalam permainan politik, parpol baru harus mau mengikuti permainan yang sudah disusun oleh partai lama.
 menurut Maswadi, kalangan akademisi juga harus menyadari bahwa kebenaran yang ada dalam permainan politik akan sangat berbeda dengan permainan kebenaran dalam dunia akademis. Inilah yang sering membuat para akademisi tidak tahan dan akhirnya meninggalkan gelanggang politik dan kembali ke kampus. "Seperti dosen-dosen di FISIP UI, banyak yang tadinya mau keluar, namun akhirnya lebih memilih kampus sebagai arena pengabdian. Meskipun orang-orang seperti Nazaruddin (Ketua KPU) dan rekan lain yang ada di KPU tidak lagi berstatus PNS, mereka tetap bisa dan mau mengajar," ujarnya. Saat ini parpol baru berusaha membangun partainya dengan model partai modern, namun Direktur Eksekutif Freedom Rizal Mallarangeng tetap melihat adanya ketergantungan yang kuat dari parpol baru itu terhadap figur. Tidak bisa dimungkiri kalau Partai PDK itu bergantung pada figur Ryaas Rasyid dan Andi Mallarangeng, atau Partai PIB bergantung pada figur Sjahrir.
Tantangan utama partai baru ini, menurut Rizal, membangun kerja sama tim yang kuat sebelum terjun ke masyarakat. Ironisnya, justru tantangan ini sepertinya dihindari partai-partai politik baru. Pasalnya, figur itu terlanjur dianggap sebagai maskot yang bisa laku dijual di pasaran. "Para akademisi ini mungkin akan melihat kenyataan bahwa pengalaman berpolitik di Indonesia akan sangat berbeda dengan teori politik yang pernah dipelajari," ujarnya.
Membersihkan politik dari sampah-sampahnya tidak semudah berteori atau berdiskusi di ruang kelas kampus. Maswadi menilai politik praktis memang penuh sikut-sikutan, namun celakanya, para akademisi ini tampaknya tidak menyadari adanya sikut-sikutan yang tidak beraturan itu.
Para politisi baru dan jujur yang masih hijau dengan dunia politik ini hanya akan menjadi gizi tambahan bagi parpol, namun tidak bisa punya pengaruh signifikan. Paling kuat, hanya bisa sekadar mewarnai, tetapi sangat sulit untuk melakukan perubahan. Dan, usaha untuk mempermainkan politisi karbitan ini memang sudah menjadi bagian dari pekerjaan politisi lama yang menguasai permainan sistem politik.
Pada akhirnya nanti mungkin para intelektual ini kembali tersadar bahwa politik bukan sekadar kecanggihan berpikir. Ada permainan kepentingan yang sangat beragam dalam skala yang terdiferensiasi cukup jauh. Sayang sekali jika partai baru hanya mengandalkan ketokohan dan kemampuan keintelektualan. Akibatnya justru bisa memberikan ketidakpercayaan yang meluas di antara anggota masyarakat akan arti sumbangan intelektual dalam mewujudkan masyarakat madani. (Imam Prihadiyoko
Berdasarkan hasil penelitian dari Indo Barometer dan The Lead Institute tentang kepemimpinan nasional yang dipublikasikan pada tanggal 15 Juni 2007, 29,3 persen responden menilai bahwa jalur kaderisasi ideal berasal dari akademisi dan 20, 4 persen responden mengatakan parpol sebagai sumber kaderisasi ideal.
Harapan dan kepercayaan masyarakat terhadap jalur akademisi dalam kepemimpinan nasional yang lebih besar dibandingkan dengan jalur partai politik, meskipun dilandasi oleh pemikiran menempatkan istitusi pendidikan sebagai entitas yang mulia, tetapi sesungguhnya diwarnai pula oleh nostalgia pemerintahan Orde Baru, dimana para akademisi selalu dilibatkan dalam kegiatan politik oleh partai penguasa. Peran ganda itulah yang tampak di kulit luar dan dicerna oleh rakyat sebagai suatu bentuk ideal yang mampu memberikan kesejahteraan dan ketenteraman walaupun dalam balutan keadilan semu.
Meski demikian, ekspresi responden itu tetap menggembirakan, dan menunjukkan tingkat rasionalitas masyarakat yang masih bisa memberikan masukan berharga dalam mencari model kepemimpinan nasional di Indonesia. Harapan responden mencerminkan bahwa sesungguhnya rakyat tidak skeptis dalam menyikapi dinamika politik yang saat ini dinilai oleh sejumlah pihak sebagai biang keladi dari keterpurukan bangsa yang tidak kunjung usai. . Di sisi lain sikap responden tersebut, hendaknya bisa dipakai untuk mendorong institusi pendidikan sebagai pusat persemaian nilai – nilai kepemimpinan nasional yang berpihak kepada rakyat.
Dalam perspektif pengkategorian partisipasi politik menurut Robert D. Putnam, para akademisi masuk dalam kelompok attentive public, yang berperan dalam mengamati kehidupan politik dan pemerintahan. Namun dengan segala idealisme dan keterbatasannya, mereka tidak terjun langsung dalam kegiatan partai politik praktisi, sehingga pemikirannya tidak bisa berpengaruh langsung terhadap gerakan ataupun dinamika politik yang berkembang dalam masyarakat. Substansinya, para intelektual kampus tidak memiliki “peran politik” sebesar pemilik modal dan birokrat tingkat tinggi yang pendapatnya dipertimbangkan oleh elite partai dalam kekuasaan Negara.
Berdasarkan posisi tersebut, meski kelompok akademisi menguasai sejumlah teori ideal untuk menyejahterakan rakyat dengan cara yang lebih adil dan beradab, tetapi para intelektual itu hanyalah pelengkap dalam dinamika politik yang sering tidak sejalan dengan pakem kehidupan bernegara. Bisa saja pendapat “orang kampus“ menjadi populer dan mendominasi media massa, tetapi dengan cepat juga dilupakan oleh publik. Sebab tidak ada implikasi signifikan yang bisa menggerakkan para politisi maupun elite dalam kekuasaan negara untuk bersungguh – sungguh menjalankan ide – ide dari para intelektual perguruan tinggi. Meski demikian, pernyataan dari para intelektual kampus, sangat mungkin dipakai sebagai acuan oleh para politisi, dengan catatan jika teori – teori yang dikemukakan bisa dipakai untuk menyerang lawan politiknya, atau yang lebih konkrit dan dianggap sebagai kelaziman berpolitik, jika para akademisi memiliki relasi yang kohesif dengan kelompok elite dalam jajaran partai politik. Tesis Peter L. Berger, sosiolog Amerika, menyebutkan bahwa klik – klik antara politisi dan akademisi merupakan suatu kekuatan besar untuk menetapkan kebijakan publik di negara – negara berkembang. Substansinya, para akademisi yang secara kontinyu terlibat dalam klik politik inilah yang paling berpeluang untuk tampil dalam kepemimpinan nasional. Bukan akademisi tulen yang bekerja, aktif mengembangkan ilmunya di lingkungan institusi pendidikan dan menjadi rujukan masyarakat. Menjadi pertanyaan disini, apakah para akademisi yang terjun ke partai politik sebagai politisi ataupun masuk dalam lingkaran kekuasaan masih bisa diandalkan nilai – nilai akademisnya? ketika menyusun berbagai kebijakan publik, mengingat peran yang dilakukan sudah jauh bergeser dari idealisme yang berpihak kepada kebenaran teoritis berubah menjadi kesetiaan terhadap patron politiknya. Eberhard Puntsch (1996) , yang membahas tentang politik dan martabat manusia, menandaskan, tekanan terhadap politisi adalah paksaan untuk bersikap solider pada partai, walaupun perilaku orang partai melukai cara pandang etis dan bertentangan dengan cara pandangnya sendiri. Dalam cengkeraman politik yang kuat, sepertinya mustahil seorang akademisi yang berpolitik bisa melawan hegemoni partai.
Sampai sekarang , harapan masyarakat untuk melihat munculnya kepemimpinan dari jalur akademis, tidak mudah untuk diwujudkan. Kaderisasi melalui intitusi pendidikan tinggi yang mencetak para intelektual, hanyalah sebatas angan – angan dalam kehidupan politik yang dibelenggu oleh nilai – nilai persekongkolan untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaan. Apalagi berbagai regulasi yang menyangkut kepemimpinan, sebagaimana dalam pemilihan kepala daerah, masih memosisikan partai politik sebagai institusi yang paling berhak untuk menetapkan seorang pemimpin. Akibatnya seorang akademisi yang cemerlang sekalipun, jika mau tampil sebagai pemimpin harus tunduk terhadap partai politik, yang nota ben-nya semakin tidak dipercaya oleh masyarakat.
Dari pernyataan di atas kita dapat simpulkan bahwa yang harus diperbaiki adalah struktur mekanisme dan sistem kinerja partai politik yaitu diantaranya tidak mementingkan kepentingan yang  bersifat pribadi ataupun bersifat kelompok (liberalisme) agar tidak adanya penyimpangan penyimpangan yang terjadi dalam pemerinthan.dengan begitu maka pemerintahan di Indonesia berjalan dengan baik.